Inilah 4 Cara Ampuh Agar Anak Bisa Meninggalkan Dot atau Botol Susu!

Balita usia 6 bulan sudah dapat dikenalkan dengan cara minum dari cangkir. Anak usia 12 bulan sudah memiliki koordinasi dan deksteritas manual yang cukup untuk minum dari cangkir.
Balita yang minum susu dari botol cenderung susah untuk menghentikan kebiasaan ngedot dari botol susu. Kebiasaan ini bisa berlangsung bahkan setelah usia lebih dari lima tahun. Minum susu dari botol menjadi kebiasaan yang bersifat addiktif. Bahkan botol kosong sekalipun menjadi sesuatu yang nikmat untuk disedot. Menghilangkan kebiasaan minum dari botol susu bisa jadi sesuatu tantangan serius bagi ibu. Berikut ada beberapa tips menghentikan si kecil minum dari botol dot.
 
 
1. Potong Ujung Dot-nya. 
Dengan cara memotong ujung Dot ini terbukti ampuh menghentikan kebiasaan yang hobi nge-Dot hingga usianya semakin besar. Langkah ini sangat tepat, sebab anak akan merasa tidak nyaman dengan kondisi dot yang rusak. Si Anak pun cenderung akan membuangnya dan menghilangkan kebiasaan ngedot.
2. Ganti Kebiasaan Nge-Dot dengan Hal Lain.
Langkah ini juga bisa dilakukan buat Anda yang ingin menghilangkan kebiasaan anak memakai dot. Kebiasaan memakai dot dimalam hari bisa dihilangkan dengan cara menggantinya dengan mainan kesukaan, boneka, atau selimut favorit. Jadi, ketika anak meminta untuk mengempeng, beri pengertian bahwa dengan memeluk boneka kesukaan atau mainan kesukaan itu lebih baik dari pada ngempeng, atau bilang saja "Kan udah gede, malu dong sama temen2 adek kalo masih suka ngempeng". Perlahan, kebiasaan anak yang suka ngedot akan hilang
3. Batasi Penggunaan Dot Secara Bertahap. 
Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan membatasi penggunaan dot secara bertahap. Seperti misalnya saat dirumah pada waktu nonton, selain itu dot tidak diberikan. Kebiasaan mengedot di malam hari sebisa mungkin dihilangkan dengan mengatakan dengan mengatakan "Anak pinter, malam ini tidur nggak pakai empeng ya.." Lama-lama, Anak Anda juga akan terbiasa tanpa dot, dan akan terlepas dari dot kesukaanya.
Gunakan cangkir bayi yang memiliki corong yang bisa dimasukkan ke mulut. Cangkir ini sering disebut juga cangkir seruput (sippy cup) karena digunakan bayi untuk belajar menyeruput minuman tanpa tumpah. Cangkir bercorong ini membuat anak minum dengan cara yang agak mirip dengan ngedot tetapi memiliki pengangan seperti cangkir. Cangkir ini banyak direkomendasikan digunakan saat transisi cara minum dari botol ke cangkir.
Menyiapkan secangkir air saat makan membuat si kecil lebih siap ketika ia harus diminta minum dengan menggunakan cangkir. Hal ini juga memberikan kesan bahwa ia hanya boleh minum  dari cangkir saat makan.
4. Tawarkan Minuman Lain dengan Cangkir
Menawarkan minuman lain dalam cangkir mengenalkan kepada si kecil cara minum menggunakan cangkir. Bayi di atas satu tahun sudah dapat dikenalkan dengan minuman lain seperti teh dan jus


Encerkan susu dalam botol dot sedikit demi sedikit. Buatlah susu semakin encer di dalam botol. Jika balita minum dari cangkir buatlah susu seperti biasa. Ini akan mengesankan bahwa minum dari cangkir lebih nikmat dan menyegarkan.
Kadang meskipun tidak haus, si kecil tetap merasa nyaman jika bersama botolnya. Menjauhkan botol susu dari pandangan si kecil membantunya untuk mulai melupakan botol kesayangannya.
Jika si kecil menanyakan atau meminta botolnya. Tawarkan minuman lain yang ia sukai dengan menggunakan cangkir.
Anak-anak mempunyai kebanggaan jika bisa meniru orang dewasa. Cobalah mengajak anak minum bersama-sama sekeluarga. Dan mintalah anak meniru cara minum orang dewasa dengan menggunakan cangkir.
Ajaklah si kecil membeli cangkir yang ia sukai. Mengetahui bentuk dan gambar yang disukai si kecil sangat membantu si kecil menyukai cangkirnya sendiri sebagai ganti botol kesayangannya.
Berikan penghargaan dan pujian jika saat si kecil minum dari cangkir. Hal ini memberikan kesan bahwa minum dengan cangkir adalah adalah keterampilan yang membanggakan.

Semoga dapat membantu ya Bunda...
 
sumber : https://7keluarga-cemara.blogspot.co.id/2017/07/inilah-4-cara-ampuh-agar-anak-bisa.html